Menikmati keindahan kota jogja dari hutan pinus pengger dlingo bantul jogja

Ibarat sayur tanpa garam, tak lengkap rasanya jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, tapi tidak mengunjungi salah satu objek wisata yang sedang hits ini. Yaaa…namanya adalah Hutan Pinus Pengger. Berada di bagian paling utara dari Kota Gudeg, Hutan Pinus Pengger ini terletak di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul dan berbatasan tepat dengan Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul.

Wilayah Dlingo, terkenal sekali dengan destinasi wisata pegunungannya. Tak heran, banyak sekali destinasi wisata yang dapat Anda kunjungi saat Anda berada di Bantul, Yogyakarta, seperti Bukit Panguk, Hutan Pinus Asri, Hutan Pinus Nganjir, Bukit Mojo, Watu Goyang, Jurang Tembelan, Hutan Pinus Mangunan, Seribu Batu Songgo Langit, dan yang terakhir adalah Hutan Pinus Pengger.

Perjalanan untuk menuju ke Hutan Pinus Pengger dapat ditempuh selama 1,5 hingga 2 jam dari pusat kota Yogyakarta. Oleh karena teknologi sudah semakin canggih, maka Anda dapat mengandalkan Google maps pada ponsel pintar Anda.

Rute yang paling mudah untuk dilewati adalah melalui Jalan Wonosari menuju Bukit Bintang. Setelah sampai di Perempatan Pathuk, Anda dapat mengikuti petunjuk jalan menuju Dlingo.

Dulunya, Hutan Pinus Pengger hanyalah sebuah hutan pinus biasa, tanpa penerangan, dan bagi siapa saja yang berkunjung ke sini pada malam hari, sangat terasa sekali suasana sunyi dan menyeramkannya. Oleh sebab itulah, pihak pengelola Hutan Pinus Pengger sangat rajin menciptakan spot-spot yang kreatif untuk selfie agar dapat mengundang pengunjung lebih banyak lagi.

Hutan Pinus Pengger dikelola sedemikian rupa hingga menjadi destinasi wisata yang apik, tak luput dari efek positif masyarakat yang melihat keberhasilan Hutan Pinus Asri sebagai hutan pinus pendahulu Hutan Pinus Pengger. Kedua hutan pinus ini masih dalam wilayah Dlingo. Kreativitas masyarakat sekitar untuk mengembangkan Hutan Pinus Pengger menjadi destinasi wisata, ternyata berbuah manis.

Pihak pengelola pun menyadari harus ada pembeda atau ciri khusus yang dapat dijadikan ikon antara hutan pinus satu dan yang lain agar menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Pembeda tersebut terletak pada ada-tidaknya spot-spot foto yang unik yang terbuat dari ranting pohon pinus yang sudah kering.

Buah karya seniman yang menggunakan kretivitas dan imajinasi mereka menghasilkan karya seni dalam bentuk spot-spot foto yang berbeda, seperti gardu pandang, spot rumah, jembatan pohon, sapu raksasa, sangkar burung, dan gapura.

Semua karya seni ini memiliki makna yang berbeda-beda sesuai dengan bentuknya yang diberikan oleh sang seniman untuk membuat Hutan Pinus Pengger menjadi menarik, baik di mata wisatawan domestik, maupun wisatawan internasional.

Awalnya, hanya spot gardu pandang di Hutan Pinus Pengger yang terkenal ikonik. Anda dapat menikmati Yogyakarta dari ketinggian di atas spot gardu pandang ini, yaitu spot yang dibentuk menyerupai tangan raksasa. Jika malam tiba, lampu-lampu yang berada pada setiap ujung-ujung jari akan menyorot ke arah tengah, sehingga membuat pengunjung yang berdiri di atasnya menjadi sorotan bak seorang artis opera.

Perpaduan latar belakang antara kelap-kelip lampu yang berada di dataran rendah dan pegunungan yang mewakili alam, membuat efek foto terlihat sangat modern, tetapi alami. Selain itu, jika matahari akan kembali ke barat, Anda dapat langsung melihat matahari terbenam dari atas ketinggian yang menyuguhkan langit berwarna jingga.

Pemandangan yang biasa melihat matahari terbenam, tetapi akan tampak menjadi tak biasa dan mengagumkan jika Anda melihatnya dari sudut pandang atau sisi yang lain.

Selain spot gardu pandang, pihak pengelola juga menciptakan spot yang sangat populer di media sosial beberapa hari belakangan ini. Namanya adalah spot rumah piramid. Spot rumah piramid ini sengaja diciptakan oleh pihak pengelola layaknya rumah ala Indian dengan lubang pintu di bagian tengah.

Anda dapat melihat Yogyakarta dari ketinggian dan kemerlipan lampu saat malam hari. Jadi, tidak heran jika malam hari hari adalah waktu yang paling favorit bagi para pengunjung untuk menikmati wisata malam di Hutan Pinus Pengger.
Selain spot-spot yang telah disebutkan di atas, Anda juga dapat menyewa hammock atau tempat tidur gantung yang diikatkan di antara pohon pinus untuk menikmati pemandangan Yogyakarta. Jika Anda datang bersama dengan teman-teman atau secara berkelompok, Anda dapat membuat hammock tower atau membuat hammock bertingkat sesuai dengan jumlah orang dalam kelompok Anda.

Semakin banyak orang dalam kelompok Anda, maka semakin tinggi dan banyak hammock yang Anda buat. Sangat menantang dan menegangkan sekali bukan?

Dinginnya udara sambil menikmati wisata malam hari di Hutan Pinus Pengger, tak lengkap rasanya jika Anda tidak didampingi oleh makanan dan minuman yang hangat. Anda tidak perlu khawatir atau takut kelaparan saat mengunjungi Hutan Pinus Pengger di malam hari karena Anda akan menjumpai banyak warung angkringan di sini.

Menu makanan yang disediakan oleh para penjual warung angkringan ini adalah gorengan, mie instan, dan teh atau kopi hangat. Menu yang pas untuk mengganjal perut saat udara dingin di malam hari menerjang.

Oya, tiket masuk ke Hutan Pinus Pengger sangat murah sekali lho! Anda cukup membayar Rp 2,5 ribu. Sangat murah kan? Walaupun harga tiket masuknya sangat murah, tetapi Hutan Pinus Pengger menampilkan ikon-ikon seni yang tidak murahan.

Jika Anda membawa kendaraan pribadi, maka Anda akan dikenakan biaya parkir Rp 2 ribu untuk kendaraan roda dua dan Rp 10 ribu untuk kendaraan roda empat. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, jadikan Hutan Pinus Pengger, Bantul, Yogyakarta sebagai destinasi wisata Anda selanjutnya! Jangan lupa membawa jaket atau sweater jika Anda berniat melakukan wisata malam di Hutan Pinus Pengger. Selamat berwisata!