Jalan-jalan ke bekas properti syuting film Guru bangsa HOS Tjokroaminoto

Berawal dari ajakan ngotot seorang sahabat yang kurang piknik. tetapi karena ada sukarelawan yang bersedia membonceng maka berangkatlah kita jalan-jalan ke salah satu lokasi wisata dadakan di daerah sleman yogyakarta.

Sepertinya belum banyak yang tahu bahwa kira-kira pertengahan bulan april besok akan di rilis sebuah film berjudul “guru bangsa HOS Tjokroaminoto” , lalu apa sih sebenarnya hubungannya dengan piknik kita kali ini?  Ya karena syuting nya sebagian besar di laksanakan di jogja, dan pembuatan properti seperti gedung, kereta trem dll di buat di jogja.

Lebih tepatnya di KP4 UGM (Kebun pendidikan, pelatihan dan penelitian)  yang berlokasi di  kalitirto, berbah sleman. dengan titik koordinat -7.797828, 110.466254.  Sebenarnya kami pertama mengetahui lokasi syuting film itu dari salah satu akun di instagram. Dan bisa di pastikan lokasi tersebut benar-benar rekomended untuk tempat hunting foto. apalagi yang mau prewedding dengan gaya tahun 1920 an.

Sebenarnya film nya sendiri pun aku baru tau setelah searching tempat syuting film nya. jadi malah baca-caba sinopsisnya sekalian.. jadi film HOS tjokroaminoto sendiri menceritakan biografi HOS tjokroaminoto.

Jadi sinopsis nya Setelah lepas dari era tanam paksa di akhir tahun 1800, Hindia Belanda (Indonesia) memasuki babak baru yang berpengaruh ke kehidupan masyarakatnya. Yaitu dengan gerakan Politik Etis yang dilakukan oleh pemerintah Belanda.

Tetapi kemiskinan masih mendominasi . Rakyat masih banyak yang tidak mendapatkan pendidikan dan kesenjangan sosial antar etnis dan kasta masih banyak terjadi. Oemar Said Tjokroaminoto (Tjokro) yang lahir dari golongan bangsawan Jawa dengan background agama islam  yang kuat,tidak bisa berdiam diri melihat keadaan seperti itu.

Walaupun lingkungannya adalah keluarga  kaya raya dan masih dianggap sebagai tokoh yang mempunyai hidup yang nyaman dibandingkan dengan rakyat kebanyakan saat itu. Ia berani meninggalkan status kebangsawanannya dan bekerja sebagai buruh kapal di pelabuhan.

Akhirnya Tjokro berjuang dengan membentuk sebuah organisasi Sarekat Islam, organisasi resmi bumiputera pertama dan terbesar pada saat iti , sehingga bisa mencapai 2 juta anggota. Ia berjuang untuk menyamakan hak dan martabat masyarakat bumiputera di awal 1900 yang terjajah oleh belanda. Perjuangan ini menjadi awal-awal lahirnya tokoh dan pergerakan pembebasan penjajah

Tjokro yang sangat  intelektual, pandai bersiasat, mempunyai banyak keahlian, termasuk jagobeladiri , ahli mesin dan hukum, penulis surat kabar yang kritis, orator ulung yang mampu menarik perhatian  ribuan orang dari mimbar pidato, membuat penjajah  Belanda khawatir, dan membuat mereka bertindak untuk menghambat pergerakan organisasi  Sarekat Islam yang sangat cepat.

Perjuangan Tjokro lewat organisasi Sarekat Islam untuk memberikan penyadaran masyarakat, dan mengangkat harkat dan martabat secara bersamaan, juga terancam oleh perpecahan dari dalam organisasi itu sendiri. kira-kira kayak gitulah perjalanan film ini.

lanjut lagi cerita jalan-jalan nya . kita janjian sama mbak parmi di alfamar* jalan solo  (tak bikin bintang supaya kalian susah nebaknya) . katanya sih dia mau ngambil kameranya dulu yang udah beberapa minggu nginep di tempat service gara-gara sensor CMOS nya sama lensa nya kena jamur kurap dan kutu air.

Eh kamera ku durung dadi (eh kameraku belum jadi).  itulah kata-kata parmi pas awal ketemu. ya tuhaann. OOHHH SH**TTT padahal waktu itu saya hanya membawa satu lensa tele zoom  dan kabar buruknya belum auto fokus. jadi butuh skill dewa untuk mendapatkan titik fokus.  padahal waktu itu kita mengandalkan lensa wide kit nya si parmi T.T. yasyudahlah kita mulai jala  menuju lokasi, kabar baiknya disana cuma dikenakan biaya parkir aja sih cukuo 3.000 saja.

sebenernya memang rekomended banget buat hunting foto, tetapi banyak manusia ini lah yang kadang bikin hunting nya nggak asik.

nah kan masa tahun 1920 udah ada motor vario :P

lumayan disini dapet sunset

nah keadaanya udah mulai horor :P

Karena hari semakin malam dan horor. jadi kami memutuskan untuk meninggalkan lokasi tersebut, kebetulan memang laper juga.  yang jelas saya sudah dapet bahan untuk post di blog ini dan mbak parmi udah tak fotoin .  dan akhirnya perjalanan kami pun berpisah di warung makan lesehan :D

Ngeblur dikit, maklum lensa jadul :D. oiya sekedar informasi saja , mb. parmi ini masih jomblo,