Memacu Adrenalin di Helena Sky Bridge Makasar Sulawesi Selatan

Sekitar satu jam dari kota Makasar, terdapat kawasan dataran tinggi bernama Alam Bantimurung Maros. Di sana, Anda akan menemukan objek wisata alam terbaru yang sangat kami rekomendasikan untuk Anda yang ingin menikmati keindahan alam dengan sensasi yang luar biasa.

Objek wisata alam tersebut ialah Helena Sky Bridge. Objek wisata alam yang baru dibuka sekitar bulan Januari ini sangat ramai pengunjung. Jumlah pengunjung berkisar 150 orang setiap harinya. Objek wisata ini hanya dibuka 7 jam per hari, yaitu mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WITA. Untuk masuk objek wisata ini anda hanya perlu membayar Rp 10 ribu saat weekday dan Rp 12,5 ribu saat weekend. Dari loket, Anda harus berjalan sekitar 200 m untuk sampai di Helena Sky Bridge.

Helena Sky Brigdge adalah sebuah jembatan gantung yang melintasi alam kawasan wisata Bantimurung. Jembatan ini berada di Taman Nasional Batimurung. Lokasi taman ini tidak terlalu jauh dari kawasan Wisata Air Terjun Bantimurung atau tepatnya di sebelah kiri saat menemukan belokan, setelah melewati Patung Monyet Toakala. Untuk melintasi Helena Sky Bridge, maka Anda harus menaiki tower terlebih dahulu.

Anda tidak perlu merisaukan keselamatan karena Anda akan dilengkapi dengan peralatan keamanan, yaitu helm dan slin yang telah direkatkan pada jembatan oleh petugas penjaga di sana. Helena Sky Bridge yang merupakan jembatan yang dibangun di lereng Tebing Gunung Karst ini, panjangnya mencapai lebih dari 50 m.

Adrenalin Anda akan terpacu saat melintasi jembatan tersebut. Awalnya pasti akan terasa menakutkan bagi Anda, namun saat Anda berjalan melintasi jembatan tersebut, Anda akan melihat pemandangan yang sangat indah. Untuk merasakan sensasi jembatan ini, terkadang Anda harus bersabar mengantri dengan pengunjung yang lainnya karena untuk melintasi jembatan ini dibatasi 6 sampai 8 orang.

Dari atas jembatan, Anda akan melihat penangkaran kupu-kupu raksasa Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Penamaan objek wisata Helena Sky Bridge terinspirasi dari nama spesies kupu-kupu Triodis helena yang terdapat di tempat penangkaran.

Jumlah individu dari spesies Triodis helena yang terdapat di penangkaran ini paling banyak dibandingkan jumlah individu dari spesies kupu-kupu yang lainnya. Di Taman Nasional ini terdapat sekitar 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi oleh pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah.

Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides helena Linne, Troides hypolitus Cramer, Troides haliphron Boisduval, Papilo adamantius, dan Cethosia myrana. Alfred Russel Wallace pada tahun 1856 hingga 1857, telah menghabiskan sebagian waktunya di kawasan Taman Nasional ini untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu.

Tempat penangkaran ini sangat cocok bagi Anda yang fobia ketinggian dan tidak ingin merasakan sensasi Helena Sky Bridge. Di penangkaran ini, Anda akan melihat pemandangan berbagai jenis kupu-kupu berterbangan. Selain itu, Anda juga dapat masuk ke display room.

Di sana, Anda akan mengetahui berbagai hal tentang kupu-kupu. Salah satunya, Anda akan mengetahui siklus hidup kupu-kupu mulai dari telur hingga menjadi kupu-kupu. Wawasan Anda terkait kupu-kupu akan bertambah setelah berwisata di sini.

Objek wisata dengan konsep konservasi ini benar-benar sangat menarik untuk dikunjungi. Tempat penangkaran Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung ini dibangun oleh pemerintah dengan tujuan untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati, tanaman, dan hewan, terutama kupu-kupu. Harapannya, eko-wisata ini dapat menjadi salah satu fasilitas untuk mendidik anak bangsa mengenai konservasi.

Oleh sebab itu, ajak keluarga dan teman-teman Anda berlibur di wisata ini untuk menikmati keindahan alam dan menambah pengetahuan.

Indonesia memiliki berbagai macam objek wisata alam yang sangat indah. Keindahan alam ini harus dijaga agar anak cucu kita kelak dapat menikmatinya juga. Jangan pernah mengotori alam dengan membuang sampah tidak pada tempatnya.

Objek wisata Helena sky Bridge ini merupakan objek wisata yang sangat indah dan merupakan bagian dari Taman Nasional, namun sampah yang ada di wisata ini masih berserakan. Selama ini pengunjung masih belum sadar dengan kebersihan lingkungan. Terdapat banyak sampah yang berserakan seperti sampah botol minuman kemasan, putung rokok, bungkus makanan ringan, dan lain sebagainya.

Petugas kebersihan di objek wisata ini sudah melaksanakan tugasnya dengan baik untuk membersihkan sampah. Apabila jumlah pengunjung bertambah dan setiap pengunjung masih secara terus menerus membuang sampah secara sembarangan, maka dapat dipastikan bahwa sampah akan selalu berserakan. Lingkungan yang tercemar akan memengaruhi populasi kupu-kupu.

Hewan bersayap cantik tersebut sangat menyukai lingkungan yang bersih, sejuk, dan tidak terpolusi oleh bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, di dalam ilmu lingkungan, kupu-kupu dijadikan sebagai bioindikator kondisi lingkungan. Populasi kupu-kupu akan menurun seiring dengan menurunnya kebersihan lingkungan.

Dengan demikian agar objek wisata ini tetap menampakkan keindahan alam dan berbagai jenis kupu-kupunya, maka dibutuhkan kesadaran bagi para pengunjung untuk menjaga kebersihan, sehingga Taman Nasional Bantimurung sekaligus Helena Sky Bridge menjadi kawasan wisata yang bersih, asri, sejuk, dan indah.