Sejenak melepas penat di Gili Labak, Sumenep, Madura

Gili Labak, Sumenep, Madura – Ketika mendengar kata ‘Madura’, yang pertama terlintas di pikiran pembaca pasti Jembatan Suramadu. Namun, selain keindahan Suramadu ternyata Madura memiliki sisi lain yang selama ini belum kentara. Sisi lain Madura dituangkan dalam gambaran pemandangan Gili Labak di Sumenep.

Gili Labak menyajikan pemandangan yang tak kalah indah dari Pulau Lombok. Keindahan tersebut diawali dengan hamparan pasir putih yang memanjakan kaki dan ombak landai yang melompat-lompat di lautan biru. Bahkan sebelum pengunjung berlabuh di bibir pantai, beningnya air laut akan menyambut lebih dulu. Membuat para pengunjung dapat menikmati indahnya terumbu karang di sekitar pantai.

Akses Menuju Lokasi

Pulau Gili Labak berada di Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tepatnya di timur Poteran atau tenggara Kota Sumenep. Terdapat beberapa rute dan transportasi menuju Gili Labak, Sumenep yang bisa dipilih pengunjung. Di antaranya adalah:

  1. Pelabuhan Kalianget

Rute ini paling banyak digunakan karena letaknya cukup strategis. Pengunjung yang berangkat dari Kota Sumenep bisa menuju ke arah timur sekitar 10 km. Kalau sudah sampai pelabuhan, bisa menyewa perahu untuk berlayar menuju Gili Labak. Saat ini sudah banyak jasa tour yang menyiapkan perahu untuk mengantarkan pengunjung sampai tujuan. Cukup memudahkan, ya?

  1. Tanjung Saronggi

Perjalanan dimulai dari pertigaan Saronggi, dimana pengunjung bisa langsung ke arah timur hingga sampai di pantai. Di sana banyak dermaga yang menyediakan perahu kecil untuk melanjutkan perjalan sampai lokasi.

  1. Desa Lobuk

Lobuk merupakan nama sebuah desa yang ada di pelabuhan mini atau dermaga. Desa Lobok dijadikan salah satu rute menuju Gili Genting, Gili Raja dan Gili Labak. Awalnya, Desa Lobuk belum menjadi rute menuju Gili Labak. Namun, karena semakin ramai dan banyak pengunjung yang memilihnya, sampai sekarang desa ini menjadi rute tetap ke Gili Labak. Hal itu dikarenakan pengunjung yang berasal dari luar kota Sumenep lebih dekat melewati Desa Lobuk dibanding rute lainnya.

Pengunjung yang berasal dari luar kabupaten bisa belok kanan ketika sampai di pertigaan Bluto. Kemudian langsung ke arah timur sampai menemukan dermaga. Pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan perahu atau memakai jasa pelayaran menuju Gili Labak.

  1. Desa Kombang

Desa Kombang yang ada di Kecamatan Talango juga dijadikan salah satu rute menuju Gili Labak. Rute dari Desa Kombang sebenarnya hampir sama seperti Kalianget di atas. Bedanya, pengunjung harus ke Talango dengan jalur darat sampai di Kombang. Setelah itu, menyewa perahu untuk melanjutkan perjalanan menuju Gili Labak.

  1. Dari Surabaya

Pengunjung yang datang dari Surabaya dapat naik bus ke Sumenep dengan ongkos Rp53.000. Perjalanan yang ditempuh akan memakan waktu sekitar 4 jam. Kalau sudah sampai terminal Sumenep, pengunjung bisa mencari transportasi seperti bemo atau ojek menuju Pelabuhan Kalianget.

Gili Labak masih tergolong pulau kecil, sehingga kapal besar atau perahu reguler belum tersedia di sana. Jadi, untuk sampai ke lokasi pengunjung dapat menyewa perahu nelayan dengan ongkos Rp400.000 (pulang pergi) untuk 18 orang. Namun, harganya bisa berubah sewaktu-waktu, ya.

Manikmati Indahnya Pulau Gili Labak di Sumenep, Madura

Pulau Gili Labak dulunya disebut Pulau Tikus oleh masyarakat setempat. Hal itu dikarenakan tempat tersebut dulunya merupakan sarang tikus. Namun, karena keindahan yang dihadirkannya, akhirnya pulau tersebut berganti nama menjadi Gili Labak, lebih enak disebut dengan dialek orang Madura. Gili Labak yang memiliki luas 5 hektar merupakan pulau yang sangat mengagumkan, karena di dalamnya terdapat pantai dengan pasir putih dan laut biru.

Hamparan pasir putih dengan lautan biru yang berombak landai merupakan daya tarik Gili Labak. Selain itu, keindahan alam bawah lautnya juga mempesona. Pengunjung yang hobi snorkling atau diving bisa mencobanya sekali-kali. Meskipun keadaan biota laut di beberapa lokasi tampak kurang baik, namun ada beberapa titik yang menampilkan panorama indahnya. Pemandangan tersebut seperti karang-karang laut yang dikelilingi ikan-ikan kecil seolah menampakkan sisi keanggunan dari Gili Labak sendiri. Namun, kalau ingin melakukan snorkling atau diving, silahkan membawa peralatan sendiri. Sebab, Gili Labak tidak menyediakan persewaannya.

Pengunjung bisa mengelilingi Pulau Gili Labak dengan berjalan kaki selama 30 menit. Dengan menyusuri pesisir pantainya, seolah-olah Gili Labak adalah pulau pribadi. Kenapa tidak memakai transportasi saja agar kaki tidak mudah lelah? Karena di sekitar pulau memang tidak ada transportasi darat dan berjalan kaki menyusuri pantai merupakan kegiatan yang sering dilakukan pengunjung untuk menikmati halusnya pasir pantai sekaligus melemaskan otot-otot kaki.

Kekurangan Gili Labak

Pulau Gili Labak yang dihuni oleh sekitar 35 kepala keluarga ini ternyata masih kekurangan fasilitas. Minimnya sumber air bersih, listrik yang hanya menyala ketika malam hari dan tidak adanya warung-warung makan serta penginapan. Sehingga, pengunjung yang ingin menginap akan kerepotan. Pasalnya, mereka harus tidur di rumah warga atau mendirikan tenda di pinggir pantai

Meskipun belum banyak yang mengetahuinya, namun masyarakat sekitar berupaya untuk mempromosikan Gili Labak sebagai salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Jadi, para wisatawan harus dan wajib mengunjunginya! Waktu kunjungan paling bagus adalah April-November, karena saat itu keadaan laut cukup tenang dan perjalanan pengunjung ke lokasi tidak terkendala oleh ombak.