Tebing koja, Keindahan alam di bekas tambang

Tebing Koja merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang terletak di Desa Cikuya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten. Lokasinya cukup mudah dijangkau karena terletak tidak jauh dari Jalan Raya Serang, Banten atau Jalan Cisoka. Tempat wisata ini cukup terkenal di media sosial.

Jika Anda ingin mengunjungi Tebing Koja, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang terdiri atas batu-batuan alam yang menjulang tinggi, hamparan sawah yang hijau dan kuning, dan “danau”. Tempat wisata ini terlihat seperti lukisan hidup saat Anda mengambil fotonya.

Tak khayal, Tebing Koja sering dijadikan sebagai salah satu pilihan lokasi foto prewedding. Jika Anda bingung untuk menentukan lokasi foto prewedding atau ingin mempunyai foto prewedding yang lokasinya bertemakan alam, Anda patut mempertimbangkan Tebing Koja sebagai salah satu tempat tujuannya.

Waktu yang tepat untuk mendapatkan sensasi pemandangan alam yang sesungguhnya adalah ketika menjelang matahari terbit dan terbenam. Ketika Anda berada di atas puncak tebing-tebing saat matahari terbit atau terbenam, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan cahaya merah yang terbentang di langit. Saat itu, Anda akan merasakan keindahan Tebing Koja dari atas tebing-tebing tanpa perlu merasakan teriknya matahari.

Alhasil, tersisalah tebing-tebing batuan kapur yang tak beraturan. Tida ada yang menyangka jika bekas area penambangan pasir tersebut akan menghasilkan barisan-barisan tebing yang sangat menarik.

Warga sekitar menyebut Tebing Koja dengan “Kandang Godzilla”. Tenang saja, Anda tidak akan benar-benar menjumpai “Monster Godzilla” seperti yang ada di film saat Anda mengunjungi tempat tersebut! Terkenal dengan sebutan “Kandang Godzilla” karena salah tebing batuan kapur berbentuk mirip “Monster Godzilla”. Posisi “Monster Godzilla” tersebut dapat Anda lihat saat Anda tiba. Tebing inilah yang menjadi favorit bagi para pengunjung untuk berfoto.

Anda dapat menyusuri jalan setapak agar dapat mencapai puncak-puncak tebing. Warga sekitar telah membuat pijakan-pijakan untuk mempermudah pengunjung menaiki dan menuruni tebing. Oleh karena tanah pada pijakan-pijakan tersebut merupakan tanah batuan kapur yang gembur, maka Anda diminta untuk berhati-hati saat menaiki dan menuruni tebing. Gunakanlah sepatu atau sandal yang dapat mempermudah Anda untuk menaiki dan menuruni tebing!

Tebing-tebing tinggi tersebut mengelilingi area persawahan dan “danau”. “Danau” yang dimaksud bukanlah danau yang terbentuk secara alami, melainkan area yang berupa sebuah cekungan dan berisi genangan air berwarna hijau gelap. Air ini berasal dari air hujan. Pada bagian tepi “danau” terdapat sebuah gubuk yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk berteduh sambil menikmati pemandangan sekitar Tebing Koja.

Aktivitas lain yang dapat Anda lakukan saat berada di Tebing Koja tidak hanya menaiki dan menuruni tebing saja. Jika area sawah tidak ada tanaman, Anda dapat bermain lumpur pada area sawah tersebut. Selain itu, Anda juga dapat mengunjungi lahan sayuran yang terletak tidak jauh dari area sawah. Salah satu jenis tanaman yang ada di lahan sayuran adalah genjer.

Harga tiket masuk Tebing Koja terbilang sangat terjangkau, yaitu hanya Rp 3.000,00 per orang, sedangkan harga tiket parkir kendaraan roda dua sebesar Rp 3.000,00 per motor dan kendaraan roda empat sebesar Rp 5.000,00 per mobil. Cukup murah bukan? Jika Anda tidak sempat atau lupa membawa makanan, jangan khawatir! Banyak warung-warung kecil yang menyediakan makanan ringan di sana.

Pihak pengelola tempat wisata tersebut bukanlah pemerintah daerah, melainkan warga sekitar (milik perorangan) yang notabene adalah pemilik tanah beserta anak-anak dan cucu-cucunya. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika tempat wisata seperti Tebing Koja ini tidak mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah.

Fasilitas pendukung untuk keamanan dan keselamatan pengunjung saat mendaki tebing tidak tersedia pada tempat wisata ini. Selain itu, fasilitas umum seperti toilet, juga tidak ditemukan pada tempat wisata ini. Pengunjung dapat menumpang di rumah-rumah warga sekitar untuk menggunakan toilet.

Penataan dan pengaturan pada tempat parkir juga perlu dilakukan untuk menghindari atau mencegah pencurian barang-barang milik pengunjung yang berada di atas atau di dalam kendaraan mereka.

Penggunaan media sosial untuk mempromosikan Tebing Koja perlu digencar terus-menerus agar mendapat perhatian dari masyarakan lokal dan dunia. Pemerintah daerah setempat perlu memperhatikan tempat wisata seperti Tebing Koja ini. Banyaknya pengunjung lokal atau dari luar Banten atau pulau akan memberikan dampak positif bagi pariwisata lokal dan perekonomian warga sekitar.

Hal ini tidak menutup kemungkinan akan menjadi perhatian turis internasional untuk mengunjungi Indonesia. Apalagi Provinsi Banten tidaklah jauh dari DKI Jakarta yang merupakan pusat ekonomi dan bisnis terbesar di pulau Jawa. Semoga ulasan ini mendapat perhatian dari para pembaca dan pemerintah daerah.